PRODUKTIFITAS DAN KECINTAAN



...
Produktifitas ulama dulu berasal dari kecintaan mereka terhadap ilmu. Mereka sanggup melakukan perjalanan berpuluh tahun lamanya untuk menggali ilmu dari sumber-sumber terpercaya yaitu para ulama besar yang hidup semasa mereka di seluruh penjuru dunia. Mereka arungi perjalanan ribuan kilometer dengan kuda, onta, bahkan jalan kaki hanya untuk mencari atau memverifikasi beberapa hadis. Berjalan berhari-hari hanya untuk mendapatkan satu hadis.

Produktifitas ulama dulu adalah hasil dari keikhlasan dalam menuntut ilmu. Hati mereka bersih dari orientasi duniawi, seperti kedudukan, pengaruh, popularitas dan sejenisnya. Menuntut ilmu bagi mereka adalah ibadah hati yang ditunjukkan kepada Allah. Tidak kepada maksud-maksud lain. Inilah kekuatan utama etos mereka dalam mencari dan mendalami ilmu. Mencari ilmu adalah kewajiban agama. Seorang muslim jangan sampai manusia bodoh, karena tidak ada dalam agama perilaku yang tidak memiliki pijakan dan tidak terukur. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya/” (QS. Al-Isra’:36)

Sehingga dalam berperilaku apalagi yang terkait dengan tindakan-tindakan keagamaan, tidak ada yang berlandaskan pada pijakan spekulatif, tetapi pada dasar-dasar yang pasti dan jelas yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Lautan pengetahuan nubuwwah yang diwariskan Rasulullah harus sampai kepada umat beliau hingga akhir zaman. Selain mewarisi lmu pengetahuan yang ditinggalkan Rasulullah dan para Salaf, tujuan lain mereka menekuni ilmu adalah menjadi penyambung lidah agar ilmu-ilmu itu dapat dinikmati umat Islam hingga hari Kiamat.

...

Khaifa Tatahammas li Thalabil ‘Ilmisy Syar’i
Karya Syaikh Abul Qa’qa’ Muhammad bil Shalih

Komentar

Postingan Populer